SMP Muhammadiyah 1 Gresik atau spemutu selalu memberikan pengalaman terbaik bagi para siswanya. Sekolah yang juga dikenal sebagai sekolah teknopreneurship yang berakhlakul karimah ini tiada hentinya menciptakan pembelajaran yang dapat mengasah siswa untuk menjadi kreatif dan tentunya merasakan hal-hal baru yang belum pernah dirasakan siswa.

Melalui mata pelajaran Entrepreneurship yang merupakan satu-satunya mata pelajaran yang dimiliki sekolah pada jenjang SMP di Kabupaten Gresik, para siswa dilatih untuk dapat berempati dengan lingkungannya serta mampu mengasah kreativitasnya dan tentunya dapat bekerja sama dengan anggota kelompoknya.

Mata pelajaran entrepreneurship ini tiap semester akan mengangkat satu tema baru, sehingga mampu memacu kreativitas siswa dalam menemukan ide-ide yang menarik. Selain itu, tiap minggu akan ada arahan dari guru entrepreneurship melalui lembar kegiatan (LK) agar pembelajaran tetap berjalan sesuai dengan kurikulum entrepreneurship yang telah disusun.

Pada tahun pelajaran 2021-2022 semester genap, mata pelajaran entrepreneurship untuk kelas 8 dan 9 mengangkat tema “Waste for Change”. Pada pembelajaran awal atau pertemuan, waktu pertama tersebut, siswa diharapkan mampu mencari informasi tentang tanaman-tanaman yang dapat menghasilkan warna.

Pada pertemuan ke-2, tepatnya Jumat (21/01/2022), siswa diajak merasakan pengalaman baru yang belum pernah dirasakan. Para siswa diajarkan untuk membuat cetakan kertas daur ulang.

Salah satu siswa yang merasakan pengalaman baru adalah Rizky Kurniawan dari kelas 9B. Laki-laki yang akrab dipanggil Kiki ini mampu mengaplikasikan video pembuatan cetakan daur ulang kertas dan penjelasan guru entrepreneurship dengan baik.

Kiki berpendapat bahwa pembelajaran entrepreneurship kali ini mengangkat tema yang menarik dan tentunya sangat bermanfaat. Apalagi mengingat banyak sekali limbah kertas yang mungkin hanya jadi tumpukan sampah dapat diolah menjadi kertas daur ulang yang bisa digunakan kembali.

“Menurut saya tema yang diangkat sangat menarik dan pastinya bermanfaat. Banyak sekali sisa kertas yang sudah tidak terpakai dan mungkin bisa dimanfaatkan menjadi kertas yang bisa digunakan kembali dengan adanya materi pembuatan alat cetakan daur ulang kertas.” Ucap laki-laki yang hobi bermain futsal ini.

Selain itu, Kiki juga berharap dengan adanya materi pembuatan cetakan daur ulang kertas ini dapat diaplikasikannya kelak saat dia memasuki memasuki masa kerja atau membuat usaha sendiri.

“Materi ini semoga bisa saya gunakan saat kerja besok, atau barangkali mungkin membuka usaha sendiri.” Ungkapnya.

Menurut Yatik, S.Pd., para siswanya sangat antusias dan tertarik untuk mengerjakan LK ke-2 karena merupakan hal baru yang dipelajari para siswa.

“Siswa sangat tertarik dan antusias untuk mengerjakan tugas di LK ke-2 ini. Ya mungkin kegiatan ini merupakan pengalaman baru sehingga mereka sangat antusias.” Ungkap Yatik.

Yatik juga berharap tiap siswa dapat bekerja sama dengan baik dengan anggota kelompoknya, serta dapat bertanggung jawab dalam mengerjakan setiap LK yang telah diberikan disetiap minggunya.

Pendapat koordinator entrepreneurship, Tri Wahyuningsih, S.Pd., pembelajaran entrepreneurship tema kali ini sudah berjalan sesuai dengan kurikulum yang sudah disusun. Para siswa sudah mampu mengaplikasikan video dan penjelasan guru dengan baik dan hasil dari pembuatan alat cetakan daur ulang sampah kertas juga sudah dapat digunakan pada pertemuan selanjutnya.

“Siswa sudah melaksanakan kegiatan di awal dengan baik. Sejak awal mereka sudah mencari informasi tanaman apa saja yang menghasilkan warna yang dapat digunakan sebagai pewarna alami. Selain itu, mereka juga sudah mampu mengaplikasikan video pembelajaran dan penjelasan guru tentang pembuatan alat cetakan daur ulang kertas dan tentunya alat tersebut sudah dapat dipakai saat pertemuan selanjutnya.” Ungkap Tri.

Tri Wahyuningsih, S.Pd. juga mengungkapkan bahwa goal dari tema Waste for Change ini adalah selain meningkatnya kemampuan berpikir kritis dan dapat menyelesaikan masalah, kreatif, serta mampu berkomunikasi dengan baik, para siswa juga diharapkan mampu memanfaatkan sampah kertas yang mungkin sebagian besar orang menganggap tidak berguna, menjadi sebuah perubahan besar yang mempunyai nilai tambah untuk siswa dan sekolah.

Beny Syah